Skip to main content

Lingkungan yang Baik

Sudah pernah mendengar kisah Pembunuh 100 (seratus) Jiwa?
berikut ini ceritanya :

Dahulu, di zaman orang-orang sebelum kalian, ada seorang laki-laki yang telah membunuh 99 jiwa. Dia pun bertanya tentang orang yang paling alim di muka bumi ketika itu, lalu ditunjukkan kepadanya tentang seorang rahib (pendeta, ahli ibadah). Maka dia pun mendatangi rahib tersebut lalu mengatakan bahwa sesungguhnya dia telah membunuh 99 jiwa, apakah ada taubat baginya?


Ahli ibadah itu berkata: “Tidak.” Seketika laki-laki itu membunuhnya. Maka dia pun menggenapi dengan itu (membunuh rahib) menjadi 100 jiwa. Kemudian dia menanyakan apakah ada orang yang paling alim di muka bumi ketika itu? Lalu ditunjukkanlah kepadanya tentang seorang yang berilmu. Maka dia pun mengatakan bahwa sesungguhnya dia telah membunuh 100 jiwa, apakah ada taubat baginya? Orang alim itu berkata: “Ya. Siapa yang menghalangi dia dari taubatnya? Pergilah ke daerah ini dan ini. Karena sesungguhnya di sana ada orang-orang yang senantiasa beribadah kepada Allah, maka beribadahlah kamu kepada Allah bersama mereka. Dan jangan kamu kembali ke negerimu, karena negerimu itu adalah negeri yang buruk/jahat.” 

Maka dia pun berangkat. Akhirnya, ketika tiba di tengah perjalanan datanglah kematian menjemputnya, (lalu dia pun mati). Maka berselisihlah malaikat rahmat dan malaikat azab tentang dia. 

Malaikat rahmat mengatakan: “Dia sudah datang dalam keadaan bertaubat, menghadap kepada Allah dengan sepenuh hatinya.” 

Sementara malaikat azab berkata: “Sesungguhnya dia belum pernah mengerjakan satu amalan kebaikan sama sekali.” Datanglah seorang malaikat dalam wujud seorang manusia, lalu mereka jadikan dia (sebagai hakim pemutus) di antara mereka berdua. Maka kata malaikat itu: “Ukurlah jarak antara (dia dengan) kedua negeri tersebut. Maka ke arah negeri mana yang lebih dekat, maka dialah yang berhak membawanya.” 

Lalu keduanya mengukurnya, dan ternyata mereka dapatkan bahwa orang itu lebih dekat kepada negeri yang diinginkannya. Maka malaikat rahmat pun segera membawanya.


Banyak pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini, namun saat ini saya mencoba mendalami  perkataan alim yang meminta agar orang yang ingin bertaubat berpindah dari lingkungan yang buruk ke dalam lingkungan yang dikelilingi oleh orang-orang yang senantiasa beribadah kepada Allah SWT.

Disini ada pelajaran yang bisa diambil bahwa lingkungan yang baik dibutuhkan agar seseorang bisa memperbaiki dirinya.

Dalam sebuah Hadits dalam Kitab Hadits Muslim juga ada perkataan Rasulullah yang memiliki makna serupa,

Sesungguhnya perumpamaan berkawan dengan orang saleh dan berkawan dengan orang jahat adalah seperti seorang penjual minyak wangi (misk) dan seorang peniup dapur tukang besi. Penjual minyak wangi, dia mungkin akan memberikan kamu atau kamu akan membeli darinya atau kamu akan mendapatkan aroma harum darinya. Tetapi peniup dapur tukang besi, mungkin dia akan membakar pakaianmu atau kamu akan mencium bau yang tidak sedap. (Shahih Muslim No.4762)

Belajar dari Kisah dan Hadits di atas, saya sangat bergembira telah dipertemukan dengan orang-orang shalih yang tergabung dalam komunitas One Day One Juz (onedayonejuz.org). 

Bergabung dalam komunitas ini untuk kemudian dikelompokkan ke dalam grup berisi 30 orang membuat saya memiliki sahabat yang senantiasa mengingatkan dan memotivasi saya untuk menjaga dan meluangkan waktu untuk bisa membaca Al-Qur'an, Kitab Allah yang memang seharusnya menjadi panduan dalam kehidupan kita. 

Setelah memiliki teman yang bergantian mengingatkan, tanpa terasa dalam waktu 1 bulan ini saya sudah menyelesaikan Tilawah 30 Juz, sesuatu yang sebelumnya saya rasakan cukup sulit untuk dilakukan dengan teratur.

Karena itulah saya menuliskan disini, dan berharap ada pembaca yang tertarik untuk ikut bergabung ke dalam komunitas ini dan merasakan betapa nikmat hidup kita ketika  dekat dengan Al-Qur'an. Semoga Allah melimpahkan keberkahan kepada kita semua, terutama kepada para pencetus dan pengelola komunitas ini.


“Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya Al-Qur’an itu akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafa’at bagi orang yang membacanya.” 
Hadist Riwayat Muslim


Comments

Popular posts from this blog

Hidup itu Cuma Sekadar Minum

URIP iku mung sak dermo ngombe. Hidup itu cuma sekadar minum. Amat sangat singkat. Ibarat air baru membasahi tenggorokan, eh, sudah selesai. Tamat. Berulang kali Ayah dan Nenek mengingatkan saya. "Hati-hati Le, urip iku mung sak watoro, cuma sebentar,'' kata Nenek, penuh kasih. Sebagai manusia, diingatkan agar tidak dengki atau iri melihat keberuntungan orang lain. Sebab, kemampuan, kodrat, keadaan, dan keberadaan masing-masing orang itu berbeda. Ada lagi watak dahwen atau senang mencela orang lain, atau panasten alias senang menghalangi sukses orang lain. Hindari pula sifat angrong prasanakan, suka mengganggu istri orang. Dalam pupuh durma disebutkan, jangan terlalu banyak makan dan tidur, agar bisa mengurangi nafsu yang menyala-nyala. Kebenaran, kesalahan, keburukan, kebaikan, dan keberuntungan itu berasal dari perilaku kita sendiri. Untuk itu, tak usah memuji diri sendiri, dan jangan suka mencela orang lain. Ajining diri saka obahing lathi, seseorang itu dihargai karena...

Manajemen Upah dalam Perspektif Islam

Islam adalah Dien yang diturunkan oleh Allah untuk mengatur seluruh sendi kehidupan manusia, tidak hanya dalam hal ibadah secara vertikal namun juga hubungan antar manusia dan lingkungan secara horizontal yang dapat juga bernilai ibadah. Karena seluruh kegiatan manusia memiliki tuntunan dalam Islam, maka demikian pula halnya saat seseorang/lembaga ingin mempekerjakan orang lain pun sudah diatur dalam Islam tentang tatacara pengupahan dalam hubungan kerja tersebut. Karena bekerja adalah bagian dari ibadah, maka pekerja diajarkan untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan ihsan dan itqan . Sebaik yang dia bisa lakukan dan berupaya untuk dapat memberikan hasil yang terbaik pula. Dengan konsep ihsan , yang di dalamnya ada muraqabah (rasa senantiasa diawasi oleh Allah SWT) maka tidak akan ada lagi penyalahgunaan sumber daya maupun waktu yang akan dilakukan oleh pekerja meskipun pengawasan dari pemberi kerja tidak dilakukan dengan ketat. Dengan konsep ihsan dan itqan ini pula maka pe...

Zhu Yuanzhang

Ini salah satu kisah tentang Zhu Yuanzhang (1328-1398), pendiri Dinasti Ming yang mengakhiri penjajahan Mongol atas Cina-Kaisar Hongwu. Beberapa tahun setelah dia bertahta (1368), kekaisaran baru yang dipimpinnya mengalami paceklik, dampak dari perang mengusir penjajah. Sang Kaisar prihatin, terlebih saat dia melihat, dalam kesengsaraan rakyatnya itu, beberapa pejabat & menteri masih hidup bermewah-mewah & berfoya-foya. Maka pada suatu hari, Sang Kaisar menyelenggarakan pesta ulang tahun permaisurinya dengan mengundang semua pejabat dan para menteri. Hadir pula para satrawan, sarjana, serta para panglima.  Saat masing-masing sudah menghadap meja makan, Sang Kaisar memanggil pelayan. "Sajikan hidangan pertama!", perintahnya.  Para dayang pun menghantarkan piring-piring berisi LOBAK REBUS. Semua yang hadir ternganga. "Ah", ujar Kaisar tertawa, "Leluhur mengatakan lobak lebih bagus daripada obat. Ada pepatah 'Lobak masuk ko...