Skip to main content

Re-Install GRUB setelah modifikasi Partisi

Berpindah dari satu tempat ke tempat lain pasti membutuhkan usaha, demikian juga berpindah dari satu hal yang sudah biasa kita lakukan kepada hal yang baru misalnya dari Sistem Operasi buatan Microsoft yaitu Windows ke Sistem Operasi Opensource seperti OpenSUSE.

Sudah lama sebenarnya saya menggunakan OpenSUSE, bahkan ketika namanya masih SUSE Linux saya sudah mencobanya. Meskipun beberapa kali harus install ulang, karena belum paham dan masih ada rasa malas untuk mencari titik permasalahan dan cara perbaikannya, namun tidak menyurutkan langkah untuk mempelajari dan menggunakan aplikasi gratis dan bebas dari pembajakan. Mulai stabil menggunakan sejak versi 13.1, upgrade ke 13.2 relatif tanpa masalah dan sekarang menggunakan versi Tumbleweed yang merupakan versi rolling release dimana kita akan terus mendapatkan versi aplikasi terbaru begitu versi tersebut lolos dari test yang dilakukan tanpa harus menunggu lama.


Meskipun sudah hampir 2 tahun menggunakan OS ini namun masih ada rasa was was untuk menghapus total Windows yang menjadi backup agar komputer bisa digunakan bila ternyata muncul kendala saat menggunakan linux (sebenarnya kalau hanya penggunaan sehari-hari tidak pernah ada masalah, tapi memakai linux selalu menarik untuk mencoba hal-hal baru, hehehe)

Seperti kemarin, saat sedang melakukan upgrade, ternyata partisi root yang digunakan sudah penuh, wah potensi masalah nih. Maka setelah upgrade selesai, segeralah merencanakan untuk menggeser partisi yang sebelumnya digunakan oleh data windows agar dapat digunakan oleh partisi root di OpenSUSE.

Seperti pada saat-saat sebelumnya, kali ini pun saya menggunakan GParted  versi liveCD untuk melakukan modifikasi terhadap partisi yang ada. Pertama kali dinyalakan, GParted komplain bahwa partisi NTFS yang ada tidak dalam posisi "clean", artinya saya harus masuk ke Windows dan melakukan Check terhadap partisi yang ada dengan perintah chkdsk -f

Proses berjalan dengan lancar, dan setelah mendapat notifikasi berhasil, komputer kembali di re-boot menggunakan liveCD GParted. Langkah pertama mengurangi kapasitas partisi yang digunakan oleh NTFS. saya mengurangi dari 170 Gb menjadi 150 Gb, 20 Gb masih cukup lah untuk saat ini. Lagi-lagi proses berjalan dengan aman dan lancar.

Kendala mulai muncul saat akan melakukan proses penambahan alokasi partisi untuk root di linux, GParted mengingatkan bahwa proses ini akan membuat boot loader tidak bisa diakses dan harus melakukan install ulang terhadap GRUB yang ada. Setelah membaca langkah yang harus dilakukan di halaman FAQ saya yakin langkah nya cukup mudah dan bisa dilakukan tanpa harus install ulang sistem operasinya :)

Selesai proses modifikasi partisi, komputer segera saya re-boot, dan.... jreng jreng
layar berhenti dengan tulisan GRUB di pojok kiri atas :(
beruntung peringatan serta panduan dan langkah perbaikan sudah saya baca dan pelajari, jadi tidak harus panik.
#selfnote : jangan mudah klik, baca dulu peringatan yang muncul

Proses Perbaikan GRUB

seperti panduan yang ada, komputer kembali saya boot menggunakan GParted LiveCD.
setelah masuk, buka konsole dan masukkan perintah "su" muncul permintaan password. Duh, apa ya password nya, coba enter aja deh, siapa tahu tanpa password, eh "authentication failed" katanya.
coba pake "toor" ga bisa juga, apa nih passwordnya? Tanya ke mbah Google katanya LiveCD GParted  ga pake password. Ternyata perintah untuk mendapatkan root tanpa password itu "sudo -i", alhamdulillah bisa dapet root, senang banget ya, maklum newbie, hehehe

CHROOT

langkah kedua, mount partisi root ke folder sementara, saya lakukan dengan mengikuti petunjuk saja, biar gampang. perintahnya "mount /dev/sda6 /tmp/mydir", aman
berikutnya, mount folder /dev, /proc, dan /sys untuk persiapan pindah root ke OS yang terinstall
"mount --bind /dev /tmp/mydir/dev" aman
"mount --bind /proc /tmp/mydir/proc" aman
"mount --bind /sys /tmp/mydir/sys" aman
alhamdulillah...

langkah ketiga, pindah root, dari yang sebelumnya root milik liveCD ke root yang ada di harddisk
"chroot /tmp/mydir" dan...... error :((
oh, mungkin karena jalanin lewat konsole di lingkungan grafis, segera pencet ALT+F1, login, ulangi proses chroot dan tetap error. 
terlintas di pikiran, apa karena yang diinstal adalah OpenSUSE dan tidak cocok dengan liveCD GParted ya... coba cari liveCD OpenSUSE, ternyata cuma ada ISO nya, harus burn dulu, setelah burn, boot, ulangi proses chroot dan masih error juga #hadeuh....

malu bertanya sesat di jalan, begitu pepatah yang pernah saya pelajari, akhirnya kembali bertanya ke teman baik di saat ketemu masalah seperti ini, mbah GOOGLE 
jawabnya, liveCD yang digunakan versi 32 sedangkan yang diinstall di harddisk versi 64, oh, pantes, kalau gitu, masalahnya sederhana ternyata, begitu pun dengan solusinya, download versi 64 dan langkah ketiga bisa dilakukan dengan segera

GRUB2-INSTALL

Setelah mendapatkan permission untuk user root, di dalam petunjuk tinggal melakukan install ulang terhadap grub dengan perintah "grub2-install", namun ternyata saat dijalankan muncul error "permission denied", kenapa lagi nih.... :(

lagi bingung gini, tiba-tiba terinspirasi buat check fstab, kali aja ada folder lain yang harus di-mount juga, dan begitu dibuka, mata ini langsung tertuju ke baris yang isinya mount folder boot, hmmm... apa karena filesystem yang digunakan btrfs ya... ah, ga ngerti juga sih, yang penting coba dulu.
segera buka konsole lagi, mount /boot lanjut coba lagi perintah "grub2-install" dan tara....
"no error reported" katanya, semoga ini tanda semuanya baik-baik saja.

Ketemu tulisan ini, langsung restart dan alhamdulillah, komputer bisa berfungsi kembali seperti sedia kala, ditambah partisi root yang sudah bertambah 20Gb, semoga bisa lancar di hari hari mendatang...

Comments

Popular posts from this blog

Hidup itu Cuma Sekadar Minum

URIP iku mung sak dermo ngombe. Hidup itu cuma sekadar minum. Amat sangat singkat. Ibarat air baru membasahi tenggorokan, eh, sudah selesai. Tamat. Berulang kali Ayah dan Nenek mengingatkan saya. "Hati-hati Le, urip iku mung sak watoro, cuma sebentar,'' kata Nenek, penuh kasih. Sebagai manusia, diingatkan agar tidak dengki atau iri melihat keberuntungan orang lain. Sebab, kemampuan, kodrat, keadaan, dan keberadaan masing-masing orang itu berbeda. Ada lagi watak dahwen atau senang mencela orang lain, atau panasten alias senang menghalangi sukses orang lain. Hindari pula sifat angrong prasanakan, suka mengganggu istri orang. Dalam pupuh durma disebutkan, jangan terlalu banyak makan dan tidur, agar bisa mengurangi nafsu yang menyala-nyala. Kebenaran, kesalahan, keburukan, kebaikan, dan keberuntungan itu berasal dari perilaku kita sendiri. Untuk itu, tak usah memuji diri sendiri, dan jangan suka mencela orang lain. Ajining diri saka obahing lathi, seseorang itu dihargai karena...

Manajemen Upah dalam Perspektif Islam

Islam adalah Dien yang diturunkan oleh Allah untuk mengatur seluruh sendi kehidupan manusia, tidak hanya dalam hal ibadah secara vertikal namun juga hubungan antar manusia dan lingkungan secara horizontal yang dapat juga bernilai ibadah. Karena seluruh kegiatan manusia memiliki tuntunan dalam Islam, maka demikian pula halnya saat seseorang/lembaga ingin mempekerjakan orang lain pun sudah diatur dalam Islam tentang tatacara pengupahan dalam hubungan kerja tersebut. Karena bekerja adalah bagian dari ibadah, maka pekerja diajarkan untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan ihsan dan itqan . Sebaik yang dia bisa lakukan dan berupaya untuk dapat memberikan hasil yang terbaik pula. Dengan konsep ihsan , yang di dalamnya ada muraqabah (rasa senantiasa diawasi oleh Allah SWT) maka tidak akan ada lagi penyalahgunaan sumber daya maupun waktu yang akan dilakukan oleh pekerja meskipun pengawasan dari pemberi kerja tidak dilakukan dengan ketat. Dengan konsep ihsan dan itqan ini pula maka pe...

Zhu Yuanzhang

Ini salah satu kisah tentang Zhu Yuanzhang (1328-1398), pendiri Dinasti Ming yang mengakhiri penjajahan Mongol atas Cina-Kaisar Hongwu. Beberapa tahun setelah dia bertahta (1368), kekaisaran baru yang dipimpinnya mengalami paceklik, dampak dari perang mengusir penjajah. Sang Kaisar prihatin, terlebih saat dia melihat, dalam kesengsaraan rakyatnya itu, beberapa pejabat & menteri masih hidup bermewah-mewah & berfoya-foya. Maka pada suatu hari, Sang Kaisar menyelenggarakan pesta ulang tahun permaisurinya dengan mengundang semua pejabat dan para menteri. Hadir pula para satrawan, sarjana, serta para panglima.  Saat masing-masing sudah menghadap meja makan, Sang Kaisar memanggil pelayan. "Sajikan hidangan pertama!", perintahnya.  Para dayang pun menghantarkan piring-piring berisi LOBAK REBUS. Semua yang hadir ternganga. "Ah", ujar Kaisar tertawa, "Leluhur mengatakan lobak lebih bagus daripada obat. Ada pepatah 'Lobak masuk ko...