Skip to main content

Oleh-oleh Bekasi

Sabtu kemarin, saya dan keluarga berangkat ke Jatiasih, Bekasi untuk mengunjungi Aba dan Nenek nya anak anak. Sudah cukup lama juga kami tidak berkunjung, salah satu alasannya karena anak ketiga masih bayi sehingga belum bisa terlalu sering diajak bepergian, apalagi kami harus menyesuaikan juga dengan jadwal sekolah si kakak.
Seperti biasa, salah satu yang saya cari dan harapkan bisa menjadi oleh-oleh sepulang dari Bekasi adalah kajian dhuha setiap ahad pagi di Masjid Darul Hikmah, Pesantren YAPIDH yang letaknya tepat di depan rumah Mertua, jadi saya masih bisa ikut mendengarkan meskipun dari depan rumah :)
Hari ini jadwal kajiannya adalah tafsir yang langsung disampaikan oleh Ustadz Ahzami Sami'un Jazuli terkait surah Yusuf ayat 41-49.
Berikut ini sedikit catatan yang bisa saya tuliskan, semoga bisa bermanfaat bagi yang membacanya, dan tentu saja bisa mengingatkan saya juga di masa yg akan datang.

Ayat ini masih menceritakan seputar kisah Nabi Yusuf a.s di penjara. Kisah ini juga menegaskan betapa penjara merupakan madrasah tarbiyah, lembaga pendidikan bagi Yusuf. Oleh karena itu seorang Da'i apabila dipenjara karena kegigihannya berdakwah maka itu adalah sunnatullah, meskipun demikian hendaknya senantiasa berdoa untuk diberi keselamatan dunia dan akhirat.
=====
(يَا صَاحِبَيِ السِّجْنِ أَمَّا أَحَدُكُمَا فَيَسْقِي رَبَّهُ خَمْرًا ۖ وَأَمَّا الْآخَرُ فَيُصْلَبُ فَتَأْكُلُ الطَّيْرُ مِنْ رَأْسِهِ ۚ قُضِيَ الْأَمْرُ الَّذِي فِيهِ تَسْتَفْتِيَانِ)
[Surat Yusuf : 41]
Hai kedua penghuni penjara: "Adapun salah seorang diantara kamu berdua, akan memberi minuman tuannya dengan khamar; adapun yang seorang lagi maka ia akan disalib, lalu burung memakan sebagian dari kepalanya. Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya (kepadaku)".
=====
Ayat ini memberi pelajaran bahwa di antara manusia ada yang bersedia  untuk mematuhi pemimpinnya, dan menjadikan mereka tuhan meskipun perintah dan perbuatan mereka melanggar ketetapan yang telah digariskan oleh Allah SWT tanpa berani mengkritik dan mencoba memperbaiki. Ada pula manusia yang berani untuk menyampaikan kebenaran di hadapan penguasa, meskipun hal ini berarti harus menerima siksaan yang sedemikian berat.
=====
(وَقَالَ لِلَّذِي ظَنَّ أَنَّهُ نَاجٍ مِنْهُمَا اذْكُرْنِي عِنْدَ رَبِّكَ فَأَنْسَاهُ الشَّيْطَانُ ذِكْرَ رَبِّهِ فَلَبِثَ فِي السِّجْنِ بِضْعَ سِنِينَ)
[Surat Yusuf : 42]
Dan Yusuf berkata kepada orang yang diketahuinya akan selamat diantara mereka berdua: "Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu". Maka syaitan menjadikan dia lupa menerangkan (keadaan Yusuf) kepada tuannya. Karena itu tetaplah dia (Yusuf) dalam penjara beberapa tahun lamanya.
=====
Perbanyaklah dzikir kepada Allah, demikian disampaikan ustadz Ahzami saat membahas ayat ini, karena syetan itu senantiasa berupaya untuk membuat manusia lupa. Setelah manusia lupa akan Robb nya, syetan kemudian meniupkan rasa was was pada dirinya.
Orang yang hafalannya kuat, ingatannya juga akan lebih baik. Ini salah satu alasan mengapa kebanyakan murid yang mendapat ranking tinggi adalah murid yang memiliki hafalan lebih banyak, karena seringnya ia berdzikir.
Hikmah kisah Yusuf ini, ketika kezhaliman berkuasa, seringkali bahwa yang benar justru masuk penjara, sedangkan yang salah dengan kekuasan yg dimilikinya justru bisa bebas. Demikianlah Yusuf yang menolak bujuk rayu seorang istri penguasa justru harus merasakan kehidupan di dalam penjara selama bertahun-tahun, sedangkan yang merayu nya bebas tanpa hukuman. Hal ini terulang hari ini, dengan kekuasaan dan media, musuh musuh Islam menghancurkan citra da'i dengan tuduhan teroris, koruptor, dll.
Hikmah kedua ketika Yusuf minta tolong kepada seorang yang dipenjara untuk menjelaskan duduk perkaranya kepada raja namun orang itu dilupakan oleh syetan padahal kalau Allah berkehendak maka orang itu tidak akan lupa permohonan Yusuf, kisah ini mengingatkan kita bahwa kita memang wajib untuk berusaha dengan upaya yang terbaik, namun harus diingat bahwa yang menetapkan hasil bukanlah karena usaha kita, hasil adalah hak Allah untuk menetapkan.
=====
(وَقَالَ الْمَلِكُ إِنِّي أَرَىٰ سَبْعَ بَقَرَاتٍ سِمَانٍ يَأْكُلُهُنَّ سَبْعٌ عِجَافٌ وَسَبْعَ سُنْبُلَاتٍ خُضْرٍ وَأُخَرَ يَابِسَاتٍ ۖ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ أَفْتُونِي فِي رُؤْيَايَ إِنْ كُنْتُمْ لِلرُّؤْيَا تَعْبُرُونَ)
[Surat Yusuf : 43]
Raja berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya): "Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering". Hai orang-orang yang terkemuka: "Terangkanlah kepadaku tentang ta'bir mimpiku itu jika kamu dapat mena'birkan mimpi".
(قَالُوا أَضْغَاثُ أَحْلَامٍ ۖ وَمَا نَحْنُ بِتَأْوِيلِ الْأَحْلَامِ بِعَالِمِينَ)
[Surat Yusuf : 44]
Mereka menjawab: "(Itu) adalah mimpi-mimpi yang kosong dan kami sekali-kali tidak tahu menta'birkan mimpi itu".
=====
Definisi istilah Al-Mala: petinggi kaum (pejabat /tokoh masyarakat).
Jawaban dalam ayat 44 menunjukkan bahwa tidak selamanya penasihat/pejabat itu bisa  memberikan jawaban yang benar. Dan bisa jadi justru pada masyarakat bawah, bahkan dari Yusuf yang sedang dalam penjara lah yang bisa memberikan jawaban/solusi atas permasalahan yang dialami oleh seorang pemimpin.
=====
(وَقَالَ الَّذِي نَجَا مِنْهُمَا وَادَّكَرَ بَعْدَ أُمَّةٍ أَنَا أُنَبِّئُكُمْ بِتَأْوِيلِهِ فَأَرْسِلُونِ)
[Surat Yusuf : 45]
Dan berkatalah orang yang selamat diantara mereka berdua dan teringat (kepada Yusuf) sesudah beberapa waktu lamanya: "Aku akan memberitakan kepadamu tentang (orang yang pandai) mena'birkan mimpi itu, maka utuslah aku (kepadanya)".
(يُوسُفُ أَيُّهَا الصِّدِّيقُ أَفْتِنَا فِي سَبْعِ بَقَرَاتٍ سِمَانٍ يَأْكُلُهُنَّ سَبْعٌ عِجَافٌ وَسَبْعِ سُنْبُلَاتٍ خُضْرٍ وَأُخَرَ يَابِسَاتٍ لَعَلِّي أَرْجِعُ إِلَى النَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَعْلَمُونَ)
[Surat Yusuf : 46]
(Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf dia berseru): "Yusuf, hai orang yang amat dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya".
=====
Dalam ayat 46, hikmah yg bisa diambil adalah da'i tidak cukup hanya dengan ceramah, tapi harus bisa membuktikan kejujuran dalam kehidupannya (pribadi, keluarga, pekerjaan) sehingga masyarakat bisa mempercayai dirinya. Dengan kejujuran nya Yusuf dipercaya oleh orang yang pernah dipenjara bersama dirinya. Untuk itu, meskipun seorang juru dakwah telah memiliki kekayaan, media, kekuasaan tapi dia tidak boleh melupakan hal mendasar yaitu kejujuran dan kepercayaan karena apabila tidak memiliki kejujuran dan tidak dipercaya masyarakat maka yang dimilikinya menjadi tidak berarti apa apa.
Hikmah berikutnya adalah saat akan menyampaikan berita, hendaknya kita sampaikan dengan sebenarnya tanpa ada penambahan atau pengurangan, dan tanpa tafsir pribadi. Sampaikan sebagaimana kita menerima pesan yang harus disampaikan.
=====
(قَالَ تَزْرَعُونَ سَبْعَ سِنِينَ دَأَبًا فَمَا حَصَدْتُمْ فَذَرُوهُ فِي سُنْبُلِهِ إِلَّا قَلِيلًا مِمَّا تَأْكُلُونَ)
[Surat Yusuf : 47]
Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan.
(ثُمَّ يَأْتِي مِنْ بَعْدِ ذَٰلِكَ سَبْعٌ شِدَادٌ يَأْكُلْنَ مَا قَدَّمْتُمْ لَهُنَّ إِلَّا قَلِيلًا مِمَّا تُحْصِنُونَ)
[Surat Yusuf : 48]
Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.
(ثُمَّ يَأْتِي مِنْ بَعْدِ ذَٰلِكَ عَامٌ فِيهِ يُغَاثُ النَّاسُ وَفِيهِ يَعْصِرُونَ)
[Surat Yusuf : 49]
Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan dimasa itu mereka memeras anggur".
=====
Dari ayat 47-49 ini, hikmah yang bisa diambil adalah tidak penting untuk mencari tahu alasan dari sebuah persoalan terkait siapa orang yang minta dipecahkan permasalahan nya, tapi lebih penting adalah mencari solusi atas permasalahan yg ditanyakan.
Demikian sedikit oleh-oleh yang saya dapatkan dari kunjungan ke Bekasi kali ini, apabila ada yang berminat ikut kajian dhuha ahad pagi, bisa langsung datang ke Masjid Darul Hikmah, Pesantren YAPIDH (Yayasan Pendidikan Darul Hikmah), Jatiluhur, Jatiasih, Bekasi
Oh iya, ayat Al-Qur'an beserta terjemahan nya, saya Copy Paste dari  @QuranAndroid sebuah aplikasi yang cukup nyaman untuk dipakai tilawah, dengan fungsi yang lengkap beserta terjemahan nya dalam berbagai bahasa.

Comments

Popular posts from this blog

Hidup itu Cuma Sekadar Minum

URIP iku mung sak dermo ngombe. Hidup itu cuma sekadar minum. Amat sangat singkat. Ibarat air baru membasahi tenggorokan, eh, sudah selesai. Tamat. Berulang kali Ayah dan Nenek mengingatkan saya. "Hati-hati Le, urip iku mung sak watoro, cuma sebentar,'' kata Nenek, penuh kasih. Sebagai manusia, diingatkan agar tidak dengki atau iri melihat keberuntungan orang lain. Sebab, kemampuan, kodrat, keadaan, dan keberadaan masing-masing orang itu berbeda. Ada lagi watak dahwen atau senang mencela orang lain, atau panasten alias senang menghalangi sukses orang lain. Hindari pula sifat angrong prasanakan, suka mengganggu istri orang. Dalam pupuh durma disebutkan, jangan terlalu banyak makan dan tidur, agar bisa mengurangi nafsu yang menyala-nyala. Kebenaran, kesalahan, keburukan, kebaikan, dan keberuntungan itu berasal dari perilaku kita sendiri. Untuk itu, tak usah memuji diri sendiri, dan jangan suka mencela orang lain. Ajining diri saka obahing lathi, seseorang itu dihargai karena...

Manajemen Upah dalam Perspektif Islam

Islam adalah Dien yang diturunkan oleh Allah untuk mengatur seluruh sendi kehidupan manusia, tidak hanya dalam hal ibadah secara vertikal namun juga hubungan antar manusia dan lingkungan secara horizontal yang dapat juga bernilai ibadah. Karena seluruh kegiatan manusia memiliki tuntunan dalam Islam, maka demikian pula halnya saat seseorang/lembaga ingin mempekerjakan orang lain pun sudah diatur dalam Islam tentang tatacara pengupahan dalam hubungan kerja tersebut. Karena bekerja adalah bagian dari ibadah, maka pekerja diajarkan untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan ihsan dan itqan . Sebaik yang dia bisa lakukan dan berupaya untuk dapat memberikan hasil yang terbaik pula. Dengan konsep ihsan , yang di dalamnya ada muraqabah (rasa senantiasa diawasi oleh Allah SWT) maka tidak akan ada lagi penyalahgunaan sumber daya maupun waktu yang akan dilakukan oleh pekerja meskipun pengawasan dari pemberi kerja tidak dilakukan dengan ketat. Dengan konsep ihsan dan itqan ini pula maka pe...

Zhu Yuanzhang

Ini salah satu kisah tentang Zhu Yuanzhang (1328-1398), pendiri Dinasti Ming yang mengakhiri penjajahan Mongol atas Cina-Kaisar Hongwu. Beberapa tahun setelah dia bertahta (1368), kekaisaran baru yang dipimpinnya mengalami paceklik, dampak dari perang mengusir penjajah. Sang Kaisar prihatin, terlebih saat dia melihat, dalam kesengsaraan rakyatnya itu, beberapa pejabat & menteri masih hidup bermewah-mewah & berfoya-foya. Maka pada suatu hari, Sang Kaisar menyelenggarakan pesta ulang tahun permaisurinya dengan mengundang semua pejabat dan para menteri. Hadir pula para satrawan, sarjana, serta para panglima.  Saat masing-masing sudah menghadap meja makan, Sang Kaisar memanggil pelayan. "Sajikan hidangan pertama!", perintahnya.  Para dayang pun menghantarkan piring-piring berisi LOBAK REBUS. Semua yang hadir ternganga. "Ah", ujar Kaisar tertawa, "Leluhur mengatakan lobak lebih bagus daripada obat. Ada pepatah 'Lobak masuk ko...