Sudah lama juga ya gak ke Sukabumi, kalau gak salah terakhir tahun lalu, saat menemani teman teman BMT Berkah Darajat dari Garut melakukan study banding ke BMT Kartini di Kabandungan, Sukabumi.
setelah sekian lama, akhirnya Rabu lalu, 6 November 2013 saya kembali mendapat kesempatan berkunjung ke Sukabumi, biasalah.. urusan pekerjaan.... :)
Rabu pagi itu, saya berangkat dari kantor sekitar pukul 9 pagi, setelah menjemput rekan kerja di sekitar Kuningan, kami bertiga pun langsung berangkat menuju lokasi, rencananya kami akan bertemu dengan rombongan lain di sekitar Lido. Karena posisi kami saat itu di Kuningan, maka diputuskan untuk melewati jalan alternatif melalui kawasan Tebet dan keluar di Gelael Pancoran kemudian baru masuk tol dalam kota dan dilanjutkan ke tol Jagorawi. Di sepanjang perjalanan dari Jakarta hingga keluar tol, bahkan sampai perempatan Ciawi, kami tidak menemukan kemacetan yang berarti, namun tidak demikian dengan jalur ke arah Jakarta, kemacetan panjang tampak hingga sekitar Cibubur.
Setelah keluar tol, kami istirahat sejenak di SPBU untuk mengisi bahan bakar, sekaligus saya harus ke ATM karena sama sekali tidak membawa persediaan uang tunai.
Tidak jauh dari Ciawi, perjalanan tidak lagi mulus, di depan terlihat antrian panjang kendaraan. Kami bahkan sampai harus berhenti. Setelah sekitar 5 menit berhenti, dan melihat banyak kendaraan yang mengambil jalur berlawanan, supir yang membawa kami pun akhirnya ikut mengambil jalur "kontra flow" tersebut. Meskipun beberapa kali mengambil jalur berlawanan, tapi belum terlihat tanda-tanda penyebab kemacetan. Di depan kami ada sebuah sedan, dan dari spion terlihat pengendaranya adalah polisi berseragam, ternyata dia pun tidak sabar dan ikut mengambil jalur berlawanan.
Saat kami sedang mengantri dalam kemacetan, terdengar dari arah belakang, sirene polisi, dan tak lama setelah itu, terlihat motor Patroli Pengawal membukakan jalan bagi belasan bus di belakangnya yang ternyata berisi Polisi-Polisi muda, mungkin mereka ingin segera sampai di SPN Lido. Akhirnya seluruh badan jalan sudah dipenuhi kendaraan ke arah Sukabumi, sedangkan dari arah sebaliknya entah berhenti dimana.
Perlahan kami dapat bergerak dan akhirnya kami baru tahu bahwa jembatan di Caringin, Bogor sempat runtuh, dan sedang diperbaiki oleh TNI. Perbaikan sementara ini baru menyelesaikan satu sisi, sehingga kendaraan dari arah Jakarta maupun arah Sukabumi harus bergantian melewati jembatan ini. Itupun dengan syarat beban tidak melebihi 20 ton. Lepas dari jembatan ini, kami masih harus mengalami kemacetan imbas dari banyaknya pengendara yang tidak sabar (seperti kami, ups....) hingga akhirnya kami mengambil jalur alternatif sebelum pasar Cicurug.
Jalan alternatif yang kami ambil masih lancar, hanya 1 - 2 kendaraan yang melintas disana, mungkin masih banyak yang terjebak kemacetan. Tak terasa kami sudah sekitar 4 jam di jalan, pantas saja perut kami sudah mengeluarkan suara-suara yang mengingatkan kami untuk memberikan hak kepada tubuh kami. Akhirnya saya menawarkan untuk beristirahat di sebuah rumah makan "Gudeg Yogya" yang berada di jalur alternatif tersebut. Rumah makan ini beberapa tahun yang lalu hanyalah sebuah warung kecil, yang didirikan di atas tebing(jurang), pengunjung maksimal yang bisa dilayani pada satu waktu hanya sekitar 10-15 orang saja. Namun kini, warung kecil tersebut sudah pindah ke seberang jalan, dan berubah menjadi rumah makan yang mampu melayani sekitar 50 orang tamu. Luar biasa......
Sambil istirahat, saya coba untuk berkomunikasi dengan rombongan yang lain, namun tidak dapat terhubung, hanya sms saja yang terkirim, dan ternyata sms jawaban dari mereka mengatakan masih terjebak di jembatan Caringin. Jangan-jangan mobil tersebut menjadi salah satu yang kami dahului dari jalur "kontra flow" he3x....
bersambung ya......
setelah sekian lama, akhirnya Rabu lalu, 6 November 2013 saya kembali mendapat kesempatan berkunjung ke Sukabumi, biasalah.. urusan pekerjaan.... :)
Rabu pagi itu, saya berangkat dari kantor sekitar pukul 9 pagi, setelah menjemput rekan kerja di sekitar Kuningan, kami bertiga pun langsung berangkat menuju lokasi, rencananya kami akan bertemu dengan rombongan lain di sekitar Lido. Karena posisi kami saat itu di Kuningan, maka diputuskan untuk melewati jalan alternatif melalui kawasan Tebet dan keluar di Gelael Pancoran kemudian baru masuk tol dalam kota dan dilanjutkan ke tol Jagorawi. Di sepanjang perjalanan dari Jakarta hingga keluar tol, bahkan sampai perempatan Ciawi, kami tidak menemukan kemacetan yang berarti, namun tidak demikian dengan jalur ke arah Jakarta, kemacetan panjang tampak hingga sekitar Cibubur.
Setelah keluar tol, kami istirahat sejenak di SPBU untuk mengisi bahan bakar, sekaligus saya harus ke ATM karena sama sekali tidak membawa persediaan uang tunai.
Tidak jauh dari Ciawi, perjalanan tidak lagi mulus, di depan terlihat antrian panjang kendaraan. Kami bahkan sampai harus berhenti. Setelah sekitar 5 menit berhenti, dan melihat banyak kendaraan yang mengambil jalur berlawanan, supir yang membawa kami pun akhirnya ikut mengambil jalur "kontra flow" tersebut. Meskipun beberapa kali mengambil jalur berlawanan, tapi belum terlihat tanda-tanda penyebab kemacetan. Di depan kami ada sebuah sedan, dan dari spion terlihat pengendaranya adalah polisi berseragam, ternyata dia pun tidak sabar dan ikut mengambil jalur berlawanan.
Saat kami sedang mengantri dalam kemacetan, terdengar dari arah belakang, sirene polisi, dan tak lama setelah itu, terlihat motor Patroli Pengawal membukakan jalan bagi belasan bus di belakangnya yang ternyata berisi Polisi-Polisi muda, mungkin mereka ingin segera sampai di SPN Lido. Akhirnya seluruh badan jalan sudah dipenuhi kendaraan ke arah Sukabumi, sedangkan dari arah sebaliknya entah berhenti dimana.
http://regional.kompas.com/read/2013/11/12/1013280/Mengatasi.Siksaan.Waktu.di.Jalan.Raya.Sukabumi-Bogor |
Perlahan kami dapat bergerak dan akhirnya kami baru tahu bahwa jembatan di Caringin, Bogor sempat runtuh, dan sedang diperbaiki oleh TNI. Perbaikan sementara ini baru menyelesaikan satu sisi, sehingga kendaraan dari arah Jakarta maupun arah Sukabumi harus bergantian melewati jembatan ini. Itupun dengan syarat beban tidak melebihi 20 ton. Lepas dari jembatan ini, kami masih harus mengalami kemacetan imbas dari banyaknya pengendara yang tidak sabar (seperti kami, ups....) hingga akhirnya kami mengambil jalur alternatif sebelum pasar Cicurug.
Jalan alternatif yang kami ambil masih lancar, hanya 1 - 2 kendaraan yang melintas disana, mungkin masih banyak yang terjebak kemacetan. Tak terasa kami sudah sekitar 4 jam di jalan, pantas saja perut kami sudah mengeluarkan suara-suara yang mengingatkan kami untuk memberikan hak kepada tubuh kami. Akhirnya saya menawarkan untuk beristirahat di sebuah rumah makan "Gudeg Yogya" yang berada di jalur alternatif tersebut. Rumah makan ini beberapa tahun yang lalu hanyalah sebuah warung kecil, yang didirikan di atas tebing(jurang), pengunjung maksimal yang bisa dilayani pada satu waktu hanya sekitar 10-15 orang saja. Namun kini, warung kecil tersebut sudah pindah ke seberang jalan, dan berubah menjadi rumah makan yang mampu melayani sekitar 50 orang tamu. Luar biasa......
Sambil istirahat, saya coba untuk berkomunikasi dengan rombongan yang lain, namun tidak dapat terhubung, hanya sms saja yang terkirim, dan ternyata sms jawaban dari mereka mengatakan masih terjebak di jembatan Caringin. Jangan-jangan mobil tersebut menjadi salah satu yang kami dahului dari jalur "kontra flow" he3x....
bersambung ya......
Comments